Mari Populer di Kalangan Penghuni Langit

Saudaraku, untuk apa kita sibuk memikirkan cara agar orang menghormati? Kalau sudah dihormati, terus kita mau apa? Orang hormat biasanya juga karena ingin kita beri jajan. Kalau tidak hati-hati,



Semakin hari, mungkin kita semakin sering mendengar atau melihat sebagian orang yang berbondong-bondong mengikuti tes agar menjadi orang terkenal. Juga yang berebut mendaftar ujian untuk menjadi populer. Sebetulnya, kita pun dalam pergaulan sehari-hari kadang sibuk berpikir bagaimana supaya dikenal, dihargai, dan dihormati.

Saudaraku, untuk apa kita sibuk memikirkan cara agar orang menghormati? Kalau sudah dihormati, terus kita mau apa? Orang hormat biasanya juga karena ingin kita beri jajan. Kalau tidak hati-hati, banyaknya orang yang hormat biasanya disebabkan berharap atau takut akan sesuatu dari kita. Penghormatan yang tulus itu tidak mudah.

Kita hanya membuat pikiran boros dan hidup jadi tidak nyaman, kalau memikirkan bagaimana kedudukan di mata orang lain. Apalagi kalau saudara sampai mengatur strategi supaya masuk tv. Untuk apa? Saudara ingin kesetrum? Mungkin saudara akan berkata, “Aa’ jangan ngomong gitu, Aa’ kan sudah pernah, saya belum.” Memang, dan ini juga serius. Karena saya dulu juga tidak pernah berpikir bakal masuk tv. Allah saja yang memberi jalan.

Apa tidak boleh kita ikhtiar, agar kalau nanti sudah jadi populer, dakwah kita bisa lebih bergema misalnya? Saudaraku, itu teori kita. Nanti seandai benar-benar jadi populer, kita akan amat mudah termakan pujian orang. Sekarang kita mungkin bisa berniat baik begitu. Tapi kalau sudah terkenal, susah dan tidak gampang mengatasi lezatnya dipuji, dihormati dan diperlakukan spesial.

Jadi, sebetulnya terkenal itu tidak enak. Mungkin saudara belum tahu bagaimana rasanya. Kalau saudara pernah dengar, dulu ada yang terkenal dan dipuji-puji, lalu di episode berikutnya dicaci habis-habisan. Tidak enak jadi populer. Ada manfaatnya paling-paling cuma saat ditilang polisi saja. “Oh, Aa’,” dan dilepas.

Nah, mari kita jadi orang lurus dan benar sajalah. Lebih baik jadi orang yang tidak dikenal. Terkenal di kalangan manusia itu tidak penting. Kita tidak perlu mencari kedudukan di tengah makhluk. Kita berbuat baik pada orang cukup supaya Allah SWT suka. Perkara nanti orang dibikin suka atau tidak terhadap kita, itu sesuka Allah saja.

Yang penting kita bisa populer di kalangan penghuni langit. Agar kita dapat termasuk golongan orang-orang yang beriman dan dimohonkan ampun oleh malaikat-malaikat. Yang memikul dan yang berada di sekeliling ‘Arsy, sambil bertasbih memuji dan beriman kepada Allah, lalu berdoa:

Wahai Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan (agama)-Mu, dan peliharalah mereka dari azab neraka. Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka, dan orang yang saleh di antara nenek moyang mereka, istri-istri, dan keturunan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sungguh, Engkau telah menganugerahkan rahmat kepada mereka dan itulah kemenangan yang agung.” (QS. Ghâfir [40]: 7-9).

Dengan para malaikat yang turut mendoakan, semoga kita semakin dalam, semakin mantap dan benar-benar yakin dalam beribadah, beramal dan berikhtiar hanya untuk mengharapkan cinta Allah SWT. Selamat dunia dan akhirat.

Nah, apakah saudara mau populer di kalangan penghuni langit, didoakan kemenangan yang agung oleh para malaikat, dan dicintai Allah? Atau, masih ingin mencari popularitas di mata orang-orang, masuk tv, dan didoakan jadi juara oleh dewan juri?

Share this

Related Posts